petikan dari
halaqahDoa merupakan kekuatan dan tenaga yang tiada taranya kerana ia berhubung dengan Zat Yang Maha Kuasa. Doa bagi seorang mukmin adalah senjata (wasilah) kerana tidak ada perlindungan dan daya kecuali dari ALLAH SWT. Doa adalah ibadah. Doa adalah senjata. Doa adalah benteng. Doa adalah ubat. Doa adalah pintu segala kebaikan.
Dari Ali bin Abi Thalib ra, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Doa adalah senjata orang beriman, tiang agama dan cahaya langit dan bumi.
Kekuatan atau kedahsyatan doa bagi seorang muslim tidak dapat dinafikan lagi. Doa adalah senjata buat kaum muslimin, Ad Du‟au Silahul Mu‟min. Di saat canggihnya pelbagai mesin dan persenjataan abad moden ini, strategi dan kaedah peperangan, kekuatan dan kedahsyatan doa tetap tidak dinafikan dan hanya dimiliki oleh orang-orang beriman. Hal ini disebabkan orang-orang yang beriman selain daripada berusaha semaksima mungkin dalam setiap amal yang dilakukannya, dia juga tidak pernah lupa menggantungkan seluruh usahanya melalui doa kepada ALLAH Subhanahu Wa Taala. Doa adalah senjata buat orang-orang mukmin, yang telah ditauladankan dari para Nabi dan Rasul, para sahabat, salafus sholeh.
Doa itu mampu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang biasa-biasa menjadi tidak terkata, yang berat jadi ringan, yang jauh menjadi dekat. Itulah dahsyatnya kekuatan doa. Dengan doa segalanya menjadi mungkin atas izin ALLAH Subhanahu Wa Taala.
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. (Surah 36 : Yaasin : 82)
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (jadilah)”, maka jadilah ia. (Surah 16 : An Nahl : 40)
Kesilapan Berdoa :1. Orang yang tidak pernah berdoa dikala susah dan senang
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. (Surah 40 : Al Mukmin : 60)
2. Orang yang berdoa ketika sedang menghadapi kesulitan, walaupaun dia terlepas dari kesulitan yang dialami dirinya mereka seolah-olah lupa pernah berdoa kepada ALLAH Subhanahu Wa Taala untuk melepaskan diri mereka daripada kesulitan tersebut.
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Surah 10 : Yunus : 12)
3. Orang yang berdoa bergantung kepada suasana hatinya
4. Orang yang pernah berdoa tetapi menghentikan doanya kerana berputus asa (doanya tidak dikabul)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : Do’a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab : ” Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa”. (H.R. Muslim).
5. Orang yang selalu berdoa dikala susah mahupun senang dan tidak pernah putus asa dari rahmat ALLAH Subhanahu Wa Taala.
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (Surah 35 : Faathir : 15)